Selasa, 26 November 2013

TUGAS 1 DESAIN PEMODELAN GRAFIK

Desain pemodelan grafik merupakan salah satu cabang dari ilmu komputer yang memiliki banyak pemanfaatan di berbagai bidang, khususnya dalam bidang teknologi informasi dan desain grafik. Pada desain pemodelan grafik, prinsip dasarnya adalah bagaimana suatu konsep dirancang untuk selanjutnya diimplentasikan dalam bentuk tampilan grafis, baik dalam bentuk 2 dimensi ataupun 3 dimensi. Hasil penerapan suatu desain pemodelan grafik dapat dilihat pada film animasi/kartun, film berteknologi CGI (Computer-generated Imagery), maket, blueprint bangunan, dan sebagainya.
Terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam menerapkan suatu desain pemodelan grafik. Berikut ini akan saya jelaskan beberapa teknik di antaranya, yaitu: -Motion Capture -Motion Modeling 3D -Rendering -Texturing -Image and Display -Pemodelan Geometris

1.Motion Capture
Dalam suatu desain pemodelan grafik, motion capture merupakan suatu teknik dimana komputer akan merekam gerakan yang dibuat oleh aktor untuk selanjutnya diterapkan pada model karakter digital 2D atau 3D animasi komputer. Dalam berbagai bidang, terkadang disebut sebagai motion tracking (pelacakan gerakan).
Di dalam sesi motion capture, gerakan-gerakan dari satu atau lebih aktor diambil sampelnya berkali-kali tiap detiknya. Data animasi ini selanjutnya dipetakan menjadi model tiga dimensi dengan tujuan agar model dapat menunjukkan aksi yang sama dengan yang dilakukan aktor.
Selain itu, gerakan kamera juga dapat diberikan motion capture sehingga menjadi kamera virtual yang dapat berjalan, miring, ataupun dikerek mengelilingi panggung dengan dikendalikan oleh operator kamera. Dengan motion capture, properti yang digunakan dalam film akan menjadi lebih realistis seperti aktor yang terlibat di dalamnya.
Penerapan motion capture dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti militer, hiburan, olahraga, aplikasi medis, dan robotika. Khusus dalam bidang hiburan, beberapa contoh film yang menggunakan motion capture antara lain Gollum, The Mummy, King Kong, Avatar, Happy Feet, dan The Polar Express. Sedangkan, salah satu game yang menerapkan teknik motion capture adalah Highlander: The Last of the MacLeods yang dikeluarkan tahun 1995.
Gambar 1. Contoh motion capture


2.Motion Modeling 3D
Motion modeling 3D atau pemodelan gerakan 3D merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam pembuatan desain pemodelan grafik. Biasanya, teknik ini dilakukan setelah motion capture dilakukan. Dalam motion modeling 3D, data animasi yang telah direkam akan dipetakan dalam suatu model 3D.
Proses yang dilalui dalam motion modeling 3D ini tidak terlalu memperhatikan detail secara mendalam. Hanya gambaran kasarlah yang digunakan karena yang dimodelkan di sini hanyalah gerakannya, bukan karakter model tersebut. Untuk mengatur tampilan luar dari karakter, maka digunakan teknik rendering dan texturing.
Gerakan yang dirancang dalam motion modeling 3D antara lain berlari, berjalan, melompat, menendang, menginjak, berjongkok (gerakan kaki), memegang, melambai, bertepuk tangan, menjentikkan jari, mengangkat, mengetik (gerakan tangan), gerakan badan, gerakan mata, gerakan mulut, hingga bernafas. Benda mati, hewan, dan tumbuhan juga dapat diberikan perlakuan yang sama.
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan motion modeling 3D seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Contoh motion modeling 3D saat menyetir

Gambar 3. Contoh motion modeling 3D saat merentangkan tangan


3.Rendering
Teknik selanjutnya yang digunakan dalam desain pemodelan grafik adalah rendering. Dalam teknik ini, citra model 3D yang telah dirancang pada motion modeling 3D akan diproduksi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih solid daripada model sebelumnya. Proses rendering ini melibatkan berbagai aspek pada citra, seperti geometri, sudut pandang, tekstur, pencahayaan, dan bayangan.
Ketika rendering dijalankan, maka model 3D yang dihasilkan pada motion modeling 3D akan diberikan detail khusus tergantung pada karakter yang bersangkutan. Misalnya, kaleng Coca Cola diberikan warna merah beserta mereknya, mahkota raja dibuat lebih mengkilap, memberikan lubang pada jalan rusak, memberikan warna hijau pada daun yang masih segar, dan sebagainya.
Penerapan rendering sering digunakan dalam bidang arsitektur, permainan video, simulator, efek visual film atau televisi, desain interior, dan visualisasi desain. Selain itu, bidang periklanan juga menggunakan rendering dengan tujuan agar konsumen tertarik dengan visualisasi yang diberikan dan berniat untuk membeli produk tersebut.
Berikut ini adalah beberapa gambar sebagai contoh penerapan rendering dalam suatu desain pemodelan grafik seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Contoh rendering dalam bidang arsitektur

Gambar 5. Contoh rendering dalam bidang desain interior

4.Texturing
Teknik lain yang digunakan dalam suatu desain pemodelan grafik adalah texturing. Teknik ini memiliki level yang sejajar dengan rendering sehingga dapat dipilih salah satu di antaranya atau kedua-duanya sesuai keperluan. Namun, khusus untuk model 3D, texturing harus dilakukan sebelum rendering agar dapat memberikan tampilan 3D yang lebih maksimal.
Hal yang dilakukan pada texturing adalah memberikan detail-detail halus baik yang terlihat jelas secara kasat mata ataupun yang harus dilihat secara lebih dekat. Detail yang dimaksud dapat berupa urat nadi, bulu mata, pori-pori, kumis, jerawat, kilauan emas, karat besi, cat tembok yang terkelupas, tanda lahir, hingga retakan keramik.
Texturing banyak diterapkan dalam bidang animasi dan perfilman. Salah satu contoh film animasi yang menggunakan teknik texturing adalah Cars, film buatan Pixar yang menampilkan berbagai macam mobil yang terlihat mendetail dan mirip dengan aslinya. Contoh lainnya dalam film non-animasi adalah The Amazing Spiderman dan Man of Steel yang membuat kostum superhero menjadi lebih realistis, namun tetap enak dipandang.
Proses texturing pada desain pemodelan grafik dapat dilihat seperti dalam gambar di bawah ini.
Gambar 6. Contoh texturing pada dinosaurus

5.Image and Display
Teknik image and display merupakan teknik lanjutan dari keempat teknik sebelumnya, yaitu motion capture, motion modeling 3D, rendering, dan texturing. Pada image and display, model 3D yang telah melalui proses rendering dan texturing diatur posisinya dalam suatu frame animasi. Posisi yang dimaksud meliputi apakah karakter berada jauh atau dekat dengan layar, koordinat posisi karakter, cara karakter menghadap, kemiringan, dan lain-lain.
Posisi yang diatur dalam image and display tidak hanya tokoh utama saja (manusia, hewan, serangga, tumbuhan), tetapi juga dapat diterapkan pada pemeran pembantu, cameo, latar belakang seperti pepohonan, gedung, padang pasir, stasiun, planet, hingga benda mati seperti meja, televisi, tong sampah, hydrant, rak buku, dan sebagainya.
Selain itu, image and display dapat juga diterapkan untuk model 2D, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Khusus untuk model yang tidak bergerak, hal yang diatur hanya koordinat posisi karakter. Jauh dekatnya, kemiringan, dan cara menghadap karakter tidak diatur karena sifat model 2D tidak bergerak yang statis.
Image and display sering diterapkan pada film animasi 2D/3D maupun dalam bidang periklanan. Dalam dunia perfilman animasi, salah satu yang menerapkan teknik ini adalah Ratatouille yang banyak mengambil setting di dapur. Sedangkan, dalam bidang periklanan, contoh penerapannya dapat dlihat pada iklan outdoor dimana pengiklan berusaha menampilkan iklannya sekreatif mungkin untuk menarik perhatian pengguna jalan.
Gambar 7. Contoh penerapan image and display dalam bidang periklanan

6.Pemodelan Geometris
Teknik terakhir yang digunakan dalam suatu desain pemodelan grafik adalah pemodelan geometris. Yang dimaksud dengan pemodelan geometris adalah suatu teknik yang digunkaan untuk menciptakan model matematika yang bersumber dari objek 2D ataupun 3D. Proses transformasi pada pemodelan geometris dilakukan dari suatu konsep ataupun benda nyata ke dalam model geometris yang dapat ditampilkan pada komputer.
Aspek-aspek yang diatur dalam pemodelan geometris adalah shape/bentuk, posisi, orientasi (cara pandang), surface properties/ciri-ciri permukaan (berupa warna dan tekstur), volumetric properties/ciri-ciri volumetrik (berupa ketebalan dan penyebaran cahaya), lights/cahaya (berupa tingkat terang dan jenis warna), dan lain sebagainya.
Dalam pemodelan geometris, elemen dasar paling penting yang harus ada pada model yang akan dibuat adalah titik. Di antara setiap titik-titik ini, dapat dihubungkan sehingga membentuk suatu garis. Setiap garis pun dapat dihubungkan sehingga membentuk suatu poligon (segitiga, segiempat, segilima, dan sebagainya), kurva, dan lingkaran/oval/lonjong. Selanjutnya, bidang-bidang 2D ini dapat digabungkan sehingga menjadi bidang ruang 3D. Dari bidang-bidang 3D inilah yang akan dibangun menjadi suatu karakter sesungguhnya.
Pemodelan geometris menjadi dasar penting dalam pembuatan desain pemodelan grafik. Hampir semua desain, khususnya dalam bentuk 3D, yang menerapkan pemodelan geometris dalam pengerjaannya. Khusus untuk model 2D, pemodelan hanya berlangsung hingga membentuk bidang datar 2D. Gambar di bawah ini merupakan contoh-contoh penerapan pemodelan geometris.
Gambar 8. Gambaran pemodelan geometris

Gambar 9. Contoh desain yang menggunakan pemodelan geometris


Sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Motion_Capture
- http://www.google.com
- http://en.wikipedia.org

1 komentar: