Rabu, 02 Juli 2014

DAMPAK TEKNOLOGI GAME TERHADAP PERMAINAN TRADISIONAL

Gambar 1. Permainan tradisional di Indonesia
            Saat ini, sudah banyak game yang beredar di masyarakat luas, khususnya bagi pengguna smartphone ataupun PC. Evolusi teknologinya juga semakin pesat dan semakin cepat. Suatu game baru akan muncul tanpa harus menunggu berbulan-bulan, cukup dalam hitungan menit, bahkan hingga hitungan detik. Game yang terbit pun dibuat oleh developer yang bervariasi, dari developer besar hingga developer independen. Selain itu, terdapat berbagai genre yang bisa dipilih, seperti arcade, adventure, fighting, First-Person Shooter (FPS), dan sebagainya.
            Perkembangan game saat ini juga diikuti dengan pertumbuhan jumlah gadget yang beredar. Kini, orang-orang zaman sekarang lebih sering terlihat menunduk karena asyik menggunakan smartphone-nya ataupun fokus dengan laptopnya. Bahkan, sering juga ditemukan bahwa banyak anak kecil yang memakai smartphone walaupun mereka belum terlalu mengerti cara penggunaannya. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya beberapa anak kecil yang sudah memiliki akun Facebook atau Twitter walaupun belum mencapai batasan umur yang diberikan.
            Penggunaan sosial media ini tidak hanya untuk update status ataupun men-tweet saja. Namun, ada yang membuat akun sosial media khusus untuk memainkan game yang dimiliki oleh web tersebut. Salah satu sosial media yang mengandalkan game sebagai salah satu fiturnya adalah Facebook dengan Candy Crush Saga-nya. Selain melalui sosial media, anak-anak juga sering memainkan game yang terinstal ataupun yang di-download dari toko aplikasi. Beberapa game yang paling banyak di-download antara lain Angry Birds, Flappy Bird, dan 2048.
            Namun, di balik perkembangan game yang sudah semakin meresap masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, terdapat suatu keprihatinan dan juga kekhawatiran tersendiri, khususnya bagi orang tua yang sudah memiliki anak. Hal ini disebabkan banyaknya anak pada saat ini yang lupa atau bahkan tidak mengenali permainan tradisional yang sering dimainkan oleh orang Indonesia pada zaman dahulu.
            Bagi yang belum mengetahui, sebenarnya banyak sekali permainan tradisional yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah pun memiliki permainan khasnya masing-masing. Permainan seperti petak umpet, congklak, benteng, ular naga, egrang, balap karung, ABCD 5 dasar, suit, galasin, gundu, lompat tali, bekel, hingga gasing menjadi suatu kenangan tersendiri bagi orang dewasa yang pernah merasakan masa kecil pada tahun 90-an ke bawah.
            Namun, hal ini jarang dirasakan oleh anak-anak pada era 2000-an hingga saat ini. Penawaran game yang begitu menggiurkan terlihat sangat menarik jika dibandingkan dengan permainan tradisional yang dianggap ‘kampungan’ dan ‘norak’. Padahal, kalau dilihat dari keseruannya, permainan tradisional jauh lebih unggul dari game di smartphone. Interaksi dan candaan antar teman menjadi suatu cerita tersendiri dibandingkan dengan hanya menatap terpaku pada layar.
            Lagipula, ada kemungkinan suatu game yang telah di-download pada smartphone atau tablet PC mengandung konten-konten yang tidak pantas. Hal-hal seperti pornografi, kekerasan, narkoba, minuman keras, perjudian, pencurian, dan hal-hal negatif lainnya bisa saja muncul pada game yang di-download sang anak tanpa sepengetahuan orang tuanya. Jika hal ini diabaikan, maka mentalitas buruk akan terbentuk pada anak-anak sehingga menghasilkan generasi yang buruk pula. Semua hal di atas tentu tidak akan ditemui pada permainan tradisional. Yang ada hanyalah kebahagiaan yang sederhana dan persahabatan yang kuat.
            Apabila hal ini terus dibiarkan berlarut-larut, maka bukan tidak mungkin permainan tradisional yang ada saat ini hanya akan menjadi cerita saja bagi anak dan cucu mereka. Padahal, permainan seperti inilah yang dapat menjadi duta untuk mengenalkan Indonesia ke mata dunia. Pada saat ini, sudah ada beberapa orang asing yang tertarik untuk mempelajari permainan tradisional asli Indonesia. Tentunya kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya juga memiliki ketertarikan yang sama, bahkan melebihi orang asing tersebut.
            Agar permainan tradisional dapat tetap lestari, sebenarnya bisa dilakukan dengan cara membuat game yang berbasis permainan tradisional, seperti Congklak atau Catur Jawa. Namun, upaya itu dirasakan belum cukup karena masih belum melestarikan permainannya secara fisik. Hal ini dikarenakan salah satu komponen utama dari permainan tradisional adalah adanya alat. Lagipula, tidak semua permainan tradisional bisa dimainkan juga di smartphone ataupun tablet PC, seperti benteng, galasin, ular naga, dan sebagainya. Mau tidak mau, permainan tersebut harus dimainkan secara langsung untuk merasakan kenikmatannya.
            Oleh karena itu, cara paling efektif untuk melestarikan permainan tradisional di Indonesia adalah dengan melakukan sosialisasi untuk mengenalkannya pada masyarakat umum, khususnya untuk anak-anak di TK. Tentunya semakin dini pengenalannya, maka semakin cepat pula tujuan baik pelestarian permainan terus tersebar di mana-mana. Selain itu, terdapat beberapa cara lain yang bisa digunakan, seperti:
-      -    Memperkenalkan permainannya kembali pada anak. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan lomba baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.
-      -    Membangun komunitas. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membangun komunitas di lingkungan masyarakat. Saat ini, sudah ada beberapa komunitas yang turut melestarikan permainan tradisional Indonesia.
-      -    Mengadakan workshop permainan tradisional. Upaya ini dapat dilakukan untuk mengenalkan permainan tradisional pada masyarakat secara umum, khususnya warga perkotaan.
-       -   Membuat tulisan-tulisan yang berkaitan dengan permainan tradisional di blog. Selain blog, siapapun dapat menyebarkan semangat permainan tradisional melalui sosial media ataupun forum, seperti Kaskus dan Kompasiana.

Demikian penjelasan singkat saya mengenai dampak perkembangan teknologi game terhadap keberadaan permainan tradisional. Penulis berharap agar permainan tradisional di Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selain itu, penulis mengharapkan kebijakan dari kementerian terkait untuk ikut serta dalam upaya pelestarian permainan ini agar kebudayaan Indonesia terus harum di mata dunia tanpa adanya klaim dari negeri lain.

Referensi:

http://www.blogsukses.com/2013/04/pentingnya-melestarikan-kembali.html

1 komentar: