Jumat, 30 September 2011

Fenomena Pedagang Kaki Lima di Pinggir Trotoar

   Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan keberadaan pedagang kaki lima (PKL). Sosok ini sering menjadi kambing hitam masalah-masalah yang seringkali muncul, seperti kemacetan parah di kota-kota besar Indonesia. Hal seperti inilah yang menjadi tontonan sehari-hari di depan rumah saya, tepatnya di Jalan Ir. H. Juanda, Bekasi Timur. Jika kita berjalan dari Ramayana, pada saat melewati Foto Gajah Mada pasti ada PKL yang berjajar memenuhi trotoar dan menghambat para pejalan kaki untuk berjalan dengan aman. Saking banyaknya, deretan PKL bisa merncapai Terminal Bekasi. Apalagi pada saat pagi hari ketika kehidupan baru saja dimulai, PKL sudah bersiap meramaikan trotoar sehngga potret kemacetan kembali terlihat.
   Masalah tidak hanya berupa kemacetan yang seringkali membuat orang sebal, tetapi juga sampah-sampah yang dihasilkan dan malah berserakan begitu sajadi jalan tanpa ada inisiatif dari PKL untuk membersihkannya. Semua masalah ini tidak hanya merugikan pejalan kaki yang direnggut haknya untuk berjalan di atas trotoar, tetapi juga masalah kesehatan karena banyaknya sampah baik organik maupun anorganik yang bertumpuk menjadi satu dan banyak mengundang lalat. Ironisnya, ada PKL yang menjual gorengan dekat dengan tempat jorok sehingga kebersihan makanan dan keamanan konsumen tidak terjamin.
   Lalu, bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan problematika yang sungguh kompleks ini? Apakah hanya dengan menggusur PKL begitu saja? Jika pola pikir ini masih konsisten dilakukan, mana mungkin bisa menghapus PKL dari seluruh trotoar di negeri ini. Menurut hemat saya, alangkah lebih baik apabila setelah melakukan penggusuran seharusnya ada pengarahan dan penempatan para PKL pada tempat yang layak dan sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing pedagang. Bukan memindahkannya ke tempat yang justru kurang strategis dan bahkan ditarik harga sewa yang justru berlebihan. Selain itu, perlu adanya penyelidikan dari dinas terkait untuk masalah kebersihan makanan yang diabaikan PKL serta kemungkinan oknum pedagang nakal yang menghalalkan segala cara untuk menarik hati konsumen, termasuk penggunaan bahan kimia yang seharusnya tidak digunakan pada makanan. Jadi, kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat diperlukan untuk menanggulangi masalah ini. Jika bukan kita yang melakukannya, siapa lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar