Entah itu namanya pengemis ataupun pengamen, kedua realitas kehidupan tersebut tetap menjadi hal yang dilematis. Sama seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi mereka memang dalam keadaan tidak berkecukupan sehingga dengan terpaksa mereka turun ke jalan untuk sekadar mendapat rejeki dari pihak luar yang lebih mampu. Tetapi, tidak sedikit pula oknum yang mengemis maupun mengamen hanya untuk tujuan yang tidak penting dan seharusnya bisa dilaksanakan belakangan, seperti bermain game online atau hanya untuk berfoya-foya serta bermabuk-mabukkan. Para peminta-minta ini sering saya jumpai ketika saya menaiki angkutan kota bernomor 05 jurusan Terminal Bekasi-Cikunir baik di pagi hari maupun saat pulang sore harinya. Ketika penumpang di angkot banyak, dengan sigapnya peminta ini menyanyikan lagu dengan peralatan dan suara seadanya. Pernah pada suatu hari ada empat pengamen meminta pada hari yang sama.
Pengamen ataupun pengemis seringkali dianggap mengganggu bagi masyarakat sekitarnya maupun yang dimintai uang oleh sang peminta. Hal tersebut ada benarnya mengingat terganggunya kenyamanan dan keamanan warga karena kebisingan tidak jelas yang dihasilkan oleh suara-suara dari "sesuatu". Tetapi, lebih dari itu, terkadang ada pengamen yang seolah-olah memaksa dalam meminta uang sehingga terlihat seperti pemerasan terselubung. Siapa yang rugi? Selain para pengguna moda transportasi, keberadaan pengemis dan pengamen ini juga mengganggu pemandangan kota yang ditinggali pengemis itu. Misalnya, kota besar seperti Jakarta. Ibukota negara tercinta ini sering diidentikkan dengan kemegahan metropolitan. Tetapi, coreng pun terlihat ketika pengamen menjadi potret kemiskinan sehari-hari Jakarta. Menyedihkan sekali.
Penyelesaiannya bukan hanya sekadar merazia mereka dan langsung dimasukkan ke panti sosial. Itu bukan cara yang efektif untuk mencegah kembalinya para pengemis liar tersebut. Cara yang paling efektif adalah dengan menyantuni mereka dengan memperhatikan dengan cermat jika ada orang yang tidak bertanggung jawab malah menjadi pengemis. Tindak dengan tegas para oknum dan perhatikan pula nasib dari pengemis yang memang secara jujur mengemis demi kehidupan sehari-hari. Merekalah yang pantas mendapat hak yang seharusnya, seperti dana yang mencukupi, rumah yang memadai, dan kemampuan kerja yang mumpuni. Kerja sama antara pihak pemerintah dengan masyarakat tentunya lebih diutamakan untuk mempercepat penyelesaian masalah ini. Lebih cepat, lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar