Saya adalah Jimmy Halim dan dilahirkan di kota Jakarta, tepatnya di Rumah Sakit Hermina, pada tanggal 2 November 1992. Pada tanggal itulah, saya memulai masa kehidupan duniawi yang tidak sepenuhnya menyenangkan, namun bila dibawa enak, pasti akan berakibat baik juga. Saya dibesarkan oleh orang tua saya yang masih tetap setia menyayangi saya hingga sekarang. Awal-awal hidup saya dengan begitu bahagia seperti layaknya dunia dongeng. Setiap ulang tahun pasti banyak kado yang diterima saya. Bahkan, ada foto saya bersama kado-kado tersebut. Kegembiraan yang rasanya tidak terulang lagi hingga sekarang.
Semakin besar, ketika mulai masuk TK hingga SD, gejolak diri mulai terlihat. Masih dengan kepolosan yang terbawa sejak masa kecil. Teman mulai saya kenali, tetapi saya justru sering dijahili dan disakiti oleh beberapa orang yang melihat saya orang lemah. saya sering tidak terima dengan hal itu. Maka, mulai muncul sifat temperamen saya yang lebih bersifat kekanak-kanakan. Saya jadi mudah marah dan kurang menerima pendapat orang lain. Tetapi, untung ada teman lain yang mampu meredam emosi saya sehingga saya tidak menjadi benar-benar 'liar'.
Ketika memasuki tahap SMP dan SMA, kepribadian sudah mulai memperbaiki diri agar menjadi semakin dewasa dalam bertindak dan berperilaku. Sifat emosional yang dulu selalu menjadi penghambat saya dalam berkembang kini perlahan bisa dikikis. Pertemanan pun banyak saya raih. Hal ini bisa dibuktikan dengan jumlah teman di Facebook saya yang berjumlah 178 orang. Pada masa awal inilah, saya mulai mengenal program musik yang muncul silih brganti demi memuaskan para penggemar musik seperti saya, seperti Inbox (2007), Dahsyat (2008), Derings (2009), dan program-program lainnya. Lagu-lagu yang saya dengarkan sering saya bagikan epada teman-teman saya. Banyak yang terhibur dengan lagu yang saya bagikan sehingga banyak juga teman yang saya temui.
Seiring bergulirnya waktu, musik menjadi 'candu' yang begitu menggoda bagi saya untuk mencoba. Walaupun sudah masuk dunia perkuliahan, hobi saya pada musik tidaklah surut. Saya selalu mencoba memperbaharui lagu yang saya dengar walaupun agak sulit untuk melakukannya karena kesibukan kuliah. Dengan demikian, musik benar-benar ikut berperan dalam aktualisasi diri saya yang selama ini belum diketahui. Sejak saya kecil, saya sering mendengar lagu-lagu yang diputarkan oleh pedagang kaki lima. Hal tersebut semakin membuat saya mencintai musik dan bahkan bisa mempengaruhi aktualisasi diri saya di masa yang akan datang.
bagus sekali infonya kak
BalasHapusinternet unlimited axis