Selasa, 22 November 2011

Ketika Aktualisasi Diri Menyimpang

   Siapa bilang selamanya aktualisasi diri selalu berdampak positif bagi diri sendiri, apalagi dengan orang lain? Banyak contoh yang justru menunjukkan fakta yang berlawanan sama sekali. Ada sekelompok oknum manusia yang mengiira bahwa perilaku yang telah dia lakukan sudah mewakili aktualisasi yang benar, padahal apa yang dia lakukan justru berlawanan dengan hal yang seharusnya. Dalam hal ini, saya mengambil kasus bahwa banyak orang mengira semua teman adalah teman yang baik. Faktanya, tidak semua teman dapat dikatakan baik. Walaupun mereka adalah teman terdekat kita sendiri, tetapi tanpa pernah kita sadari manusia pun bisa "bermuka dua".
    Ini adalah salah satu contoh kasus yang mungkin sudah sering anda dengar di lingkungan Anda, yaitu kisah mengenai orang-orang yang tewas karena pesta minuman keras (miras). Berita ini mungkin menjadi berita yag sangat biasa, bahkan sering menjadi berita di program kriminal. Cukup klise memang, tetapi inilah realitas yang harus dihadapi bangsa ini. Ketika pemerintah sudah berupaya begitu kerasnya untuk memperbaiki moral dan etika bangsa dari ancaman miras, tetapi mereka-mereka inilah biang permasalahan yang menyebabkan masalah ini seperti tak pernah ada ujungnya. Ironisnya, ada oknum polisi dan TNI yang justr ikut menikmati "minuman setan" ini. Ini jelas-jelas sangat merendahkan harkat dan martabat kepolisian dan TNI yang seharusnya bisa menjadi pengayom dalam kehdupan masyarakat.
     Pesta miras sebenarnya adalah salah satu contoh bentuk penyimpangan dari aktualisasi diri yang berdampak negatif. Bagaimana bisa? Inilah parameternya. Biasanya pergaulan menjadi penyebab utama mengapa ada aktualisasi diri. Hal ini disebabkan bertemunya dua atau lebih individu yang kemudian akan berbaur antara satu dengan yang lain. Jika hal ini terjadi, biasanya dilanjutkan dengan interaksi satu sama lain. Di saat inilah terjadinya rawan pengaruh negatif dari luar yang bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih buruk lagi. Apalagi jika dia bergaul dengan orang yang salah, seperti peminum miras tadi.
     Apa yang bisa kita simpulkan dari kasus ini? Sebenarnya kita bisa untuk mengatasi dampak negatif dari pergaulan salah ini. Tidak perlu menjauhi secara ekstrim, tetapi justru kita harus memberikan pencerahan yang positif untuk dia untuk pulih dari kebiasaan buruk  Tapi, perlu diingat bahwa berteman dengannya belum tentu mengikuti perbuatannya. Kita tetap harus bersikap selektif terhadap pertemanan yang kita alami, dengan catatan tidak menjauhinya. Ambil contoh positif darinya, tinggalkan contoh negatifnya, dan berikan teladan baik padanya agar kelak dia bisa ikut berubah menjadi lebih baik seperti kita. Perubahan bisa dilakukan dimulai dari kita sekarang.

1 komentar: