Kamis, 24 November 2011

Tari Serimpi yang Terpinggirkan

   Tari Serimpi adalah salah satu dari contoh betapa beragamnya kebudayaan Indonesia dalam segala bidang, dalam hal ini dalam bidang tarian. Tarian ini bersal dari daerah Yogyakarta. Tarian ini seringkali diiringi dengan gamelan khas Jawa yang konon katanya diselipi kisah-kisah misteri yang menyelimuti tarian ini. Tarian ini pada umumnya dibawakan oleh empat orang penari. Biasanya kedua penari itu menari bersama dengan gerakan yang cukup perlahan, namun gemulai yang menjadikannya sebagai ciri khas dari tarian ini.
   Asal mula kata dari serimpi adalah "srimpi" yang dalam bahasa Jawa berarti "bilang empat". Berdasarkan prnyataan dari Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi dari jumlah penari bersangkutan mewakili empat unsur dunia yang saling melengkapi dan bergantung satu sama lain, yaitu grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Serimpi pun juga dianggap berasal dari akar kata "impi" yang artinya mimpi. Tarian ini dianggap oleh masyarakat Yogyakarta sebagai tarian terhormat dan paling luhur di antara tarian lainnya, bahkan telah dianggap oleh sebagian besar warga sebagai pusaka luhur dari keraton. Padahal, telah kita ketahui bahwa keraton adalah pusat pemrintahan tertinggi dan terpenting di daerah yang sering dijuluki sebagai kota gudeg ini. Dahulu Tari Serimpi hanya dilakukan pada perayaan yang berkaitan dengan keraton tu sendiri, seperti saat menyambut tamu kenegaraan atau tamu agung. Kini, seiring berkembangannya zaman, maka tarian ini telah berubah wujudnya sesuai dengan bergulirnya waktu. Misalnya, soal durasi tarian yang dahulu berlangsung selama satu jam, kini hanya berlangsug selama 11-15 menit demi efisiensi waktu dan untuk menghindari pengulangan uang seringkali muncul pada saat pelaksanaan tarian tersebut. Kini, sudah ada beberapa versi dari Tari Serimpi yang bisa dinikmati. Yang membedakan adalah properti dan cerita yang tersirat pada tarian itu.
   Namun sayang, walaupun Tari Serimpi masih dihormati oleh mayarakat Yogyakarta, namun berbeda apresiasinya apabila sudah melewati daerah Yogyakarta. Apalagi bagi masyarakat perkotaan yang lebih mementingkan karir dan uang semata daripada sekadar melihat kembali tradisi kebudayaan dari masyarakat di negara kita, walaupun tidak berada di dekat tempat tinggal kita. Biarpun jauh sekalipun, tetapi tarian tersebut juga adalah salah satu tradisi negara kita juga. Mari kita ingat kembali kasus klaim yang sempat dilakukan oleh negara tetangga yang menganggap budaya kita sangat bagus sehingga harus diambil alih karena negara tersebut juga menganggap bahwa "membeli" kebudayan itu sangatlah mudah. Peringatan keras bagi segala pihak, baik pihak pemerintah maupun kita sendiri sebagai bagian dari kebudayaan itu sendiri. Maka dari itu, butuh kerjasama terintegrasi antara pemerintah dan masyarakat agar Tari Serimpi tidak ikut-ikutan diklaim lagi oleh negara lain. Semoga.



NB. : Berikut adalah link dari video yang bisa Anda akses untuk melihat yang selengkapnya. Silahkan klik tulisan di bawah ini..